PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Akan Menjadi Anak Usaha PT Hutama Karya (Persero) Setelah Gagal Terima Penyertaan Modal Negara (PMN)

Spread the love

BejaPT – Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Budi Harto, mengumumkan bahwa PT Waskita Karya Tbk (WSKT) akan menjadi anak usaha Hutama Karya (HK) setelah gagal menerima penyertaan modal negara (PMN). Budi menyatakan bahwa rencana awalnya adalah PT Hutama Karya akan menyelesaikan proyek Tol Bocimi tahap 3 dan Tol Kapal Betung (Kayuagung – Betung Palembang).

Pada Senin, tanggal 7 Agustus 2023, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengumumkan rencana untuk menggabungkan atau me-merger dua perusahaan BUMN ini. Namun, penggabungan ini akan membutuhkan waktu 2-3 tahun untuk direalisasikan.

Budi Harto menambahkan bahwa pembatalan penerimaan PMN ini terjadi karena Waskita Karya baru saja menjalani restrukturisasi keuangan. Oleh karena itu, keputusan untuk menggabungkan WSKT ke dalam Hutama Karya akan diambil setelah Waskita Karya memiliki keadaan keuangan yang lebih stabil.

Proyek-proyek yang sebelumnya sudah dikerjakan oleh Waskita Karya akan dilanjutkan oleh Hutama Karya. Budi Harto menegaskan bahwa ini bukanlah pengalihan proyek, tetapi Hutama Karya akan melanjutkan penyelesaian proyek-proyek yang sebelumnya dijalankan oleh Waskita Karya.

Setelah keuangan Waskita Karya pulih, rencana penggabungan akan dilakukan dengan cara mentransfer saham pemerintah yang ada di Waskita Karya ke Hutama Karya. Ini akan membuat Waskita Karya menjadi anak usaha dari Hutama Karya.

Budi Harto juga menjelaskan bahwa pengalihan ini akan menjadi langkah awal sebelum proses penggabungan yang lebih besar antara Waskita Karya dan Hutama Karya terjadi. Ia menekankan bahwa selama proses penggabungan, budaya perusahaan yang ada akan menjadi fokus utama.

Ketika ditanya tentang perbedaan budaya di antara kedua perusahaan, Budi Harto mengungkapkan bahwa budaya dari masing-masing perusahaan akan dianalisis dengan serius. Tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan budaya yang baik dan meninggalkan elemen-elemen yang tidak cocok. Melalui penggabungan ini, Budi Harto yakin bahwa penyedia jasa konstruksi di Indonesia akan menjadi lebih kuat dan solid di masa depan.