Tantangan Investasi dan Pendanaan dalam Fintech Indonesia: Tinjauan dari Laporan AFTECH Annual Members Survey 2022/2023

Spread the love

BejaPT – Pasar teknologi finansial atau fintech di Indonesia telah tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir, menghadirkan berbagai inovasi dalam hal pembayaran, pinjaman online, wealth management, dan berbagai layanan keuangan lainnya. Namun, meskipun perkembangannya yang cepat, banyak startup fintech menghadapi tantangan dalam mendapatkan investasi yang diperlukan untuk pertumbuhan lebih lanjut. Ini adalah salah satu temuan utama dari laporan AFTECH Annual Members Survey 2022/2023 yang dihasilkan melalui kolaborasi dengan Katadata Insight Center dan dukungan dari Women’s World Banking.

Laporan ini merupakan hasil riset yang dilakukan selama kuartal II dengan menggunakan pendekatan gabungan antara penelitian primer dan sekunder untuk menganalisis data. Partisipasi dari 75 responden memberikan pandangan yang cukup mendalam tentang kondisi investasi dalam sektor fintech, khususnya dalam kategori pinjaman online (pinjol) atau pembayaran.

Status Investasi Fintech di Indonesia

Berdasarkan laporan tersebut, lebih dari setengah dari startup fintech di Indonesia, termasuk yang berfokus pada pinjaman online dan pembayaran, sedang aktif mencari investasi. Rincian status investasi dapat diuraikan sebagai berikut:

– 52% Mencoba mengumpulkan investasi: Mayoritas startup fintech masih berada dalam tahap mencari pendanaan untuk pengembangan produk dan pertumbuhan bisnis mereka.

– 1,3% Mengumpulkan investasi lebih dari yang dibutuhkan: Sebagian kecil startup mungkin telah berhasil melebihi target pendanaan yang telah ditetapkan.

– 18,7% Mengumpulkan investasi yang cukup: Sebagian startup telah mencapai pendanaan yang dianggap mencukupi untuk tahap perkembangan mereka.

– 26,7% Tidak mencari investasi: Sekitar seperempat dari startup belum aktif mencari pendanaan tambahan.

– 1,3% Tidak bisa mendapatkan investasi: Sebagian kecil startup mungkin menghadapi kesulitan dalam mengamankan pendanaan yang diperlukan.

Lebih lanjut, laporan AFTECH mencatat bahwa 62,1% dari startup yang berfokus pada pinjaman online atau pinjol dan 54,5% dari startup fintech di bidang pembayaran masih membutuhkan pendanaan lebih lanjut.

Fase Pendanaan dan Sumber Investasi

Laporan ini juga memberikan wawasan tentang tahap pendanaan yang paling umum diikuti oleh startup fintech, termasuk pinjol dan pembayaran, di Indonesia:

– 28% Tahap Awal (Seed stage)

– 17,3% Pra-Tahap Awal (Pre-seed stage)

– 10,7% Seri A

– 10,7% Seri B

– 9,3% Pendanaan Mandiri

– 8% Seri C

– 5,3% Seri D

– 2,7% IPO

Selain itu, laporan juga mengidentifikasi sumber pendanaan yang umumnya dimanfaatkan oleh startup fintech, termasuk yang berfokus pada pinjaman online atau pinjol dan pembayaran:

– 38,7% Modal Ventura

– 36% Pendanaan Mandiri

– 33,3% Ekuitas Swasta

– 29,3% Angel Investor

– 8% Teman dan Keluarga

– 8% Pinjaman

– 4% IPO

– 2,7% Pemerintah

Asal Negara Sumber Pendanaan

Dalam hal sumber pendanaan, laporan ini juga memberikan gambaran tentang asal negara dari mana investasi untuk startup fintech, termasuk yang berfokus pada pinjol dan pembayaran, berasal:

– Indonesia 57,3%: Mayoritas investasi berasal dari dalam negeri, menunjukkan dukungan lokal yang signifikan terhadap perkembangan fintech.

– Singapura 20%: Singapura memiliki peran penting sebagai pusat keuangan regional dan investasi dari negara ini berkontribusi pada pertumbuhan industri fintech di Indonesia.

– Cina 8%: Investasi dari China juga memberikan sumbangan penting dalam membiayai perkembangan startup fintech.

– Negara ASEAN Lainnya 5,3%: Negara-negara anggota ASEAN juga memiliki peran dalam investasi fintech di Indonesia.

– Jepang 4%: Investasi dari Jepang memberikan kontribusi dalam skala yang lebih kecil.

– Uni Eropa 1,3%: Demikian juga dengan investasi dari negara-negara anggota Uni Eropa.

– Amerika Serikat 1,3%: Investasi dari AS juga memiliki kontribusi terbatas pada pendanaan startup fintech di Indonesia.

– Lainnya 2,7%: Investasi dari negara-negara lain juga memberikan sebagian kecil dari total pendanaan.

Kesimpulan

Laporan AFTECH Annual Members Survey 2022/2023 menyoroti tantangan yang dihadapi oleh startup fintech di Indonesia dalam mencari investasi untuk pertumbuhan dan perkembangan bisnis mereka. Meskipun ada sejumlah besar perusahaan rintisan yang masih membutuhkan pendanaan, sebagian besar dari mereka berupaya untuk mengumpulkan investasi yang diperlukan melalui berbagai tahap pendanaan dan dari berbagai sumber, termasuk modal ventura, pendanaan mandiri, ekuitas swasta, dan lainnya.

Dukungan dari dalam negeri, terutama dari Indonesia, merupakan faktor kunci dalam mendorong perkembangan fintech di negara ini, namun investasi dari negara-negara tetangga seperti Singapura dan Cina juga memberikan kontribusi yang signifikan. Meskipun masih ada tantangan dalam mengamankan pendanaan, prospek perkembangan fintech di Indonesia tetap cerah dengan dukungan dari berbagai pihak dan potensi pasar yang besar.