Stabilitas Suku Bunga Mendorong Multifinance Beragam Pendanaan yang Efisien di Tengah Tantangan

Spread the love

BejaPT – Pada bulan Agustus 2023, Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada tingkat 5,75%. Kebijakan ini telah berlaku sejak Januari 2023, menunjukkan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan merespons dinamika pasar keuangan yang ada. Suku bunga yang tetap stabil telah memberikan dampak positif terhadap sektor multifinance, memungkinkan perusahaan seperti PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF), PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance), dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) untuk mengoptimalkan pendanaan mereka dengan lebih efisien.

Salah satu dampak positif dari suku bunga yang stabil adalah kemampuan perusahaan multifinance dalam memilih sumber pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. CNAF, sebagai contoh, berhasil memanfaatkan berbagai sumber pendanaan, baik melalui pinjaman perbankan maupun dari pasar modal. Pendanaan yang cukup besar diperoleh melalui pembiayaan bersama dengan induk usaha serta executing loan. Selain itu, CNAF menjalankan kolaborasi dengan 20 bank untuk memberikan pinjaman dengan produk baik konvensional maupun syariah. Dari segi pasar modal, CNAF juga menerbitkan Sukuk Wakalah Bil Al Istitsmar pada bulan Februari 2023 dengan margin yang rendah, sekitar 6,25%.

Ristiawan Suherman, Presiden Direktur CNAF, menekankan bahwa perusahaan selalu memperhatikan kondisi pasar dan mencari pendanaan dengan tingkat bunga yang rendah. Meskipun suku bunga acuan telah mengalami kenaikan sejak paruh kedua tahun 2022, CNAF berhasil menurunkan rata-rata biaya dana atau cost of fund melalui negosiasi dan kerja sama dengan perbankan serta pasar modal. Strategi ini membuktikan keberhasilannya, dengan cost of fund yang turun dari 6,65% pada Januari 2023 menjadi 6,26% pada Juli 2023.

Tidak hanya CNAF, perusahaan multifinance lainnya juga telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalkan dampak dari kenaikan suku bunga. WOM Finance, sebagai contoh, memilih untuk mendiversifikasi sumber pendanaan mereka. Sebanyak 61% pendanaan berasal dari pinjaman perbankan, sementara 39% berasal dari penerbitan obligasi. Langkah ini memungkinkan mereka untuk memperoleh pendanaan dengan tingkat suku bunga yang kompetitif dan mengurangi risiko terkait fluktuasi suku bunga. Cincin Lisa Hadi, Direktur WOM Finance, mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan tahun sebelumnya tidak signifikan memengaruhi performa perusahaan, berkat strategi diversifikasi dan kerja sama dengan perbankan.

Pendekatan serupa juga diterapkan oleh ADMF, yang menganggap diversifikasi sumber pendanaan sebagai cara yang efektif untuk meminimalkan risiko. Lebih dari setengah pendanaan ADMF berasal dari pembiayaan bersama dengan induk perusahaan, sementara sisanya diperoleh melalui penerbitan obligasi, sukuk, dan pinjaman bank. Penerbitan obligasi dan sukuk yang dilakukan selama semester pertama tahun 2023 mencerminkan strategi perusahaan untuk mendapatkan pendanaan dengan biaya yang efisien dan kompetitif.

Dalam menghadapi lingkungan ekonomi yang berubah, perusahaan multifinance terus menjaga kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk perbankan dan pasar modal. Dukungan dari induk perusahaan dan mitra strategis seperti PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) juga menjadi faktor penting dalam memastikan ketersediaan sumber pendanaan yang optimal. Melalui strategi cerdas dan pendekatan kolaboratif, perusahaan multifinance tetap optimistis dalam mengatasi tantangan dan mempertahankan performa positif di pasar yang dinamis.