Pertamina Pertimbangkan Cari Cuan Ke Energi Terbarukan

Spread the love

PT Pertamina (Persero) tengah berupaya untuk meningkatkan pendapatan dari energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari transformasi bisnisnya. Saat ini, mayoritas pendapatan Pertamina masih berasal dari penjualan energi fosil, seperti bahan bakar minyak (BBM). Hal ini disampaikan oleh Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, dalam acara ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) mengenai Infrastruktur Hijau dan Rantai Pasok yang Tahan Terhadap Perubahan di Hotel Mulia Jakarta.

Emma mengakui bahwa lebih dari 95% pendapatan Pertamina berasal dari bahan bakar fosil, tetapi perusahaan ini berencana untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari energi terbarukan seiring berjalannya waktu. Saat ini, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi milik Pertamina baru mencapai 700 megawatt, dan mereka berencana untuk mencapai kapasitas maksimum sebesar 1,8 gigawatt dalam waktu 5 tahun.

Pertamina telah menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan bisnis EBT dengan menjalin kerja sama dengan berbagai mitra strategis. Mereka telah menandatangani sembilan Memorandum of Understanding (MoU) yang terkait dengan energi terbarukan. Ini mencakup proyek-proyek seperti pemanfaatan EBT di lingkungan Stasiun Kereta Cepat Jakarta ke Bandung, investasi di platform Green Ventures Investment, produksi amonia hijau menggunakan energi nuklir, dan proyek transportasi hidrogen ke Singapura.

Selain itu, Pertamina juga menandatangani MoU dalam hal komersialisasi karbon pada produksi listrik bisnis geothermal, pengembangan wilayah kerja panas bumi, dan proyek teknologi biner. Semua upaya ini mencerminkan komitmen Pertamina untuk berinvestasi dan berkembang dalam bidang energi terbarukan dan berkelanjutan di masa depan.