Likuiditas Perekonomian Meningkat: Tren Pertumbuhan Uang Beredar (M2) dan Pengaruhnya pada Pasar Finansial

Spread the love

BejaPT – Pada bulan Juli 2023, Bank Indonesia (BI) mengumumkan data terkini mengenai likuiditas perekonomian Indonesia, yang diukur melalui uang beredar dalam arti luas atau yang dikenal sebagai M2. Menurut laporan tersebut, M2 pada Juli 2023 mencapai Rp 8.350,5 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, yang mencapai 6,1 persen.

Peningkatan signifikan ini sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan uang kuasi, yang mencakup berbagai bentuk aset likuid yang dapat dengan cepat diubah menjadi uang tunai. Uang kuasi mencakup 44 persen dari total M2 dan mencapai Rp 3.675,7 triliun pada Juli 2023, menunjukkan kenaikan pertumbuhan sebesar 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mengikuti tren positif pada bulan sebelumnya yang mencapai 9,2 persen.

Pertumbuhan uang kuasi ini terutama didorong oleh kenaikan simpanan berjangka sebesar 6,8 persen pada Juli 2023. Angka ini mengikuti pertumbuhan sebesar 7,1 persen pada Juni 2023. Simpanan berjangka merupakan salah satu bentuk uang kuasi yang memberikan stabilitas pada sistem keuangan.

Selain itu, pertumbuhan M2 pada bulan Juli 2023 juga dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada bulan tersebut mencatat pertumbuhan sebesar 8,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan pencapaian bulan Juni 2023 yang sebesar 7,8 persen. Pertumbuhan penyaluran kredit memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, karena mendorong aktivitas ekonomi yang lebih luas.

Tidak hanya itu, aspek eksternal juga memainkan peran penting dalam tren likuiditas perekonomian. Aktiva luar negeri bersih, yang mencerminkan selisih antara aset luar negeri dan kewajiban luar negeri, tumbuh sebesar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan Juli 2023. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya, yang hanya mencapai 3,1 persen. Aktiva luar negeri bersih mencerminkan kedaulatan ekonomi suatu negara dan dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang.

Namun, terdapat juga beberapa aspek yang mengalami kontraksi. Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, yang mencakup utang dan kewajiban kepada pemerintah, mengalami kontraksi sebesar 12,1 persen pada Juli 2023. Ini merupakan penurunan signifikan setelah pertumbuhan sebesar 1,7 persen pada bulan sebelumnya. Kontraksi ini mungkin mencerminkan upaya untuk mengelola utang pemerintah secara lebih efisien.

Kesimpulan

Data dari Bank Indonesia mengenai likuiditas perekonomian, khususnya melalui indikator M2, memberikan pandangan yang penting terhadap tren ekonomi dan pasar finansial. Peningkatan pertumbuhan uang beredar, terutama uang kuasi, serta pertumbuhan penyaluran kredit dan aset luar negeri bersih, mengindikasikan situasi ekonomi yang dinamis. Sementara itu, kontraksi dalam tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat memberikan gambaran tentang upaya pengelolaan utang yang lebih cermat. Data ini memberikan dasar yang kuat bagi para pelaku pasar, investor, dan ekonom untuk memahami dinamika perekonomian Indonesia dan mengambil keputusan yang lebih terinformasi.