Inilah Daftar 10 Negara Termiskin di Asia

Spread the love

BejaPT – Berikut adalah daftar 10 negara termiskin di Asia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita:

  1. Afganistan: PDB per kapita sekitar US$ 508 atau sekitar Rp 7,77 juta. Afghanistan mengalami konflik bersenjata, korupsi pemerintah, dan ketidaksetaraan pendapatan yang produktif.
  2. Korea Utara: PDB per kapita sekitar US$ 642 atau sekitar Rp 9,82 juta. Korea Utara memiliki pemerintahan yang buruk dan kurangnya pasar bebas.
  3. Yaman: PDB per kapita sekitar US$ 824 atau sekitar Rp 12,6 juta. Yaman dilanda perang saudara, korupsi, dan ketidakmampuan mengurus ekonomi.
  4. Tajikistan: PDB per kapita sekitar US$ 859 atau sekitar Rp 13,14 juta. Tajikistan mengalami kurangnya infrastruktur dan perang saudara.
  5. Suriah: PDB per kapita sekitar US$ 870 atau sekitar Rp 13,31 juta. Suriah dilanda konflik bersenjata dan tingkat inflasi yang tinggi.
  6. Nepal: PDB per kapita sekitar US$ 1.155 atau sekitar Rp 17,67 juta. Nepal mengalami ketidakstabilan politik, korupsi, kurangnya industri, dan ketergantungan pada pertanian.
  7. Kirgistan: PDB per kapita sekitar US$ 1.173 atau sekitar Rp 17,94 juta. Kirgistan memiliki ketergantungan pada pertanian, kurangnya pendidikan, dan sedikit sumber daya alam.
  8. Pakistan: PDB per kapita sekitar US$ 1.193 atau sekitar Rp 18,25 juta. Pakistan menghadapi masalah korupsi, konflik agama dan sekuler, serta kurangnya demokrasi.
  9. Timor Leste: PDB per kapita sekitar US$ 1.381 atau sekitar Rp 21,12 juta. Timor Leste masih dalam tahap pembangunan setelah merdeka dari Indonesia pada tahun 2002.
  10. Myanmar: PDB per kapita sekitar US$ 1.400 atau sekitar Rp 21,42 juta. Myanmar menghadapi masalah perencanaan pemerintah yang buruk, kerusuhan internal, kurangnya investasi asing, defisit perdagangan yang besar, infrastruktur yang tidak memadai, dan kurangnya pengetahuan untuk memanfaatkan sumber daya alam.

Kemiskinan di negara-negara ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk konflik, ketidakstabilan politik, dan kurangnya infrastruktur ekonomi yang memadai.