Pendapatan Astra International Tembus Rp8,6 T

Spread the love

BejaPT – Perusahaan Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penghasilan neto sebesar Rp82,89 triliun selama kuartal I/2023. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 15 persen dibandingkan dengan periode tiga bulan pertama tahun 2022 yang mencapai Rp71,87 triliun.

Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International, menyatakan bahwa kinerja Grup Astra pada kuartal pertama tahun 2023 mendapatkan dukungan dari hampir semua sektor bisnis.

Astra International juga memiliki optimisme terhadap kinerja pada sisa tahun 2023, mengingat ketahanan ekonomi Indonesia.

“Walaupun performa Grup mungkin terpengaruh oleh situasi ekonomi global dan penurunan harga komoditas pada sisa tahun 2023, kami tetap yakin dan hati-hati dalam mengamati ketahanan ekonomi Indonesia.

Kami berada pada posisi yang menguntungkan untuk mengambil manfaat dari pemulihan ekonomi Indonesia yang sedang berlangsung,” ujar Djony dalam pernyataan pers pada Rabu (19/4/2023).

LABA BERSIH

ASII berhasil mencatatkan laba bersih yang belum disesuaikan dengan nilai wajar investasi GOTO sebesar Rp8,60 triliun pada Januari-Maret 2023, mengalami kenaikan sebesar 25 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebesar Rp6,85 triliun.

Jika nilai wajar investasi GOTO dimasukkan dalam perhitungan, maka laba bersih per tanggal 31 Maret 2023 mencapai Rp8,71 triliun, naik sebesar 27 persen secara tahunan. Dalam segmen bisnis, kenaikan laba bersih tertinggi terjadi pada infrastruktur dan logistik, yakni sebesar 71 persen year-on-year (YoY) dari Rp118 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp202 miliar pada kuartal I/2023. Namun, laba dari bisnis agribisnis mengalami penurunan sebesar 54 persen YoY dari Rp385 miliar menjadi Rp179 miliar.

PENDAPATAN LABA BERSIH

Dari segi nilai, laba bersih dari segmen alat berat, konstruksi, dan energi merupakan kontributor terbesar dengan nilai Rp3,27 triliun, naik sebesar 27 persen YoY dari Rp2,58 triliun pada periode yang sama tahun 2022.

Selanjutnya, sektor otomotif juga memberikan sumbangan signifikan dengan laba bersih mencapai Rp3,02 triliun, naik 36 persen YoY.

“Kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan batu bara yang semuanya mendapat manfaat dari harga batu bara yang stabil, menjadi penyebab utama kenaikan dalam divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi,” jelas Djony.

Namun, penurunan laba terjadi pada divisi agribisnis karena penurunan harga jual dan volume penjualan minyak kelapa sawit. PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), yang 79,7 persen sahamnya dimiliki oleh ASII, melaporkan penurunan harga minyak kelapa sawit sebesar 19 persen menjadi Rp12.032 per kilogram, dan volume penjualan minyak kelapa sawit serta produk turunannya turun 6 persen menjadi 364.000 ton.

Baca juga KISAH MENARIK DI BALIK KEJAYAAN ASTRA: DARI HANCUR LEBUR HINGGA BANGKIT KEMBALI