Menikah Karena Alasan Finansial, Apakah Tepat?

Spread the love

BejaPT – Ada berbagai alasan yang mendorong seseorang untuk menikah, salah satunya adalah alasan finansial.

Ekonom sekaligus penulis Money Magic: An Economist’s Secrets to More Money, Less Risk, and a Better Life, Laurence Kotlikoff mengatakan bahwa menikah demi kondisi finansial yang lebih baik bukanlah hal yang buruk.

Ekonom dari Universitas Harvard ini menyebutkan, selain keuntungan finansial jangka pendek, seperti menggabungkan pendapatan secara implisit, ada juga keuntungan finansial secara jangka panjang dari pernikahan.

Sebab, melalui pernikahan seseorang bisa mendapatkan jaminan sosial yang penting.

Kotlikoff mengatakan, pernikahan dapat menguntungkan standar hidup Anda untuk jangka waktu yang panjang meskipun bila di masa depan ada kemungkinan terburuk terkait nasib pernikahan Anda, contohnya perceraian.

Menurut data Law Firm Wilkinson & Finkbeiner di California, Amerika Serikat, sekitar 41 persen pernikahan pertama, 60 persen pernikahan kedua, dan 73 persen pernikahan ketiga berakhir dengan perceraian.

Banyak pernikahan berakhir dengan ‘perang perceraian’ yang rumit dan mahal, seperti anak-anak dipaksa untuk memilih salah satu orang tuanya dan memutuskan hubungan ikatan keluarga untuk selamanya.

Maka dari itu, Kotlikoff menyarankan pasangan yang akan menikah untuk membuat perjanjian pranikah.

Sebab, masalah keuangan apapun yang terdapat pada perjanjian pranikah pasti akan muncul ketika sudah resmi menikah.

Sehingga, bila terjadi kemungkinan terburuk, seperti perceraian, setidaknya ada perjanjian hitam di atas putih yang memberikan jaminan finansial kepada Anda.