Kerja Sama Layanan Internet Antar Bisnis: Telkom Indonesia dan SpaceX Inc.

Spread the love

BejaPT – Direktur Bisnis Digital di PT Telkom Indonesia, Fajrin Rasyid, baru-baru ini mengumumkan kerja sama layanan internet yang menarik dengan SpaceX Inc., perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha terkenal Elon Musk. Kerja sama ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga menjadi langkah penting dalam memperluas jangkauan telekomunikasi di Indonesia.

Fajrin dengan tegas menyatakan bahwa kerja sama ini bukanlah sebuah penugasan dari pemerintah, tetapi merupakan inisiatif antar bisnis atau B2B. Ini berarti bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mencari keuntungan bersama.

“Kami bekerja sama dalam penggunaan layanan Starlink melalui PT Telkom Satelit Indonesia atau Telkomsat. Tujuannya adalah untuk memperkaya jangkauan telekomunikasi,” kata Fajrin dalam pernyataannya di Hotel Mulia pada tanggal 6 September.

Pentingnya kerja sama ini terletak pada kemampuan Telkom untuk menyediakan layanan backhaul bagi jaringan Starlink agar bisa masuk ke dalam negeri. Layanan backhaul adalah jaringan yang menghubungkan jaringan backbone ke titik distribusi, yang pada akhirnya akan terhubung ke jaringan akses.

Fajrin menjelaskan bahwa penghubungan layanan Starlink ke jaringan akses akan dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dengan kata lain, kerja sama ini akan melengkapi produk yang ditawarkan oleh Telkom.

Namun, Fajrin belum mengungkapkan secara rinci nilai dari kerja sama ini. “Saat ini nilai kerja sama masih belum bisa dipublikasikan,” ujar Fajrin.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Elon Musk berawal dari kerja sama antara Starlink dan Pemerintah Rwanda. Starlink telah memberikan layanan koneksi internet pada 500 sekolah terpencil di Rwanda dengan harga khusus, yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga layanan serupa di Amerika Serikat.

Dalam konteks ini, koneksi internet Starlink berkecepatan 200 mbps di Rwanda hanya dikenakan biaya sekitar Rp 300.000 per bulan. Sementara itu, di Amerika Serikat, layanan serupa dikenakan biaya hingga Rp 1,5 juta per bulan.

Kerja sama ini menandai langkah besar dalam memperluas konektivitas internet di Indonesia, terutama di daerah terpencil. Selain itu, hal ini juga memperlihatkan kesadaran akan pentingnya akses internet yang terjangkau bagi pendidikan dan perkembangan teknologi di negara ini.