5 Kebiasaan yang Membuat Susah Kaya

Spread the love

BejaPT – Mempunyai situasi keuangan yang sehat dan kehidupan yang berkecukupan adalah impian semua orang. Tetapi, banyak orang belum mengerti bahwa kestabilan finansial bukan hanya berkaitan dengan menghasilkan pendapatan yang besar.

Mengutip dari New Trader U, keadaan finansial dianggap sehat ketika seseorang mampu mengelola asetnya dengan baik. Saat ini, banyak orang terlalu fokus pada upaya mendapatkan uang berlimpah sehingga mengabaikan kebiasaan sehari-hari yang memengaruhi kestabilan finansial.

Ternyata, ada beberapa perilaku yang dapat menghambat seseorang mencapai tujuan kekayaan yang diinginkan, apa saja? Ini dia ikhtisarnya.

Mengabaikan Penyisihan Penghasilan untuk Investasi

Mengabaikan penyisihan pendapatan untuk investasi dapat membawa kesulitan di masa depan. Sebab, Anda tidak akan memiliki dana untuk kebutuhan tak terduga atau masa pensiun.

Agar menghindari masalah tersebut, konsultan keuangan umumnya menyarankan untuk menyisihkan 15 persen dari pendapatan setelah mempunyai cadangan yang cukup untuk tiga hingga enam bulan pengeluaran.

Selain mengalokasikan dana, berinvestasi merupakan cara efektif untuk meningkatkan kekayaan. Menabung dengan bunga tinggi dan berinvestasi dalam saham dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada menabung biasa.

Hal yang utama dalam berinvestasi adalah memulainya sejak awal dan konsisten dengan kapasitas finansial yang ada, meskipun jumlahnya kecil.

Ketika sudah mulai menyisihkan pendapatan dan menabung, Anda tidak akan lagi merasa kekurangan ketika ada kebutuhan mendesak yang memerlukan biaya besar.

Ketergantungan pada Kartu Kredit dan Utang Berlebihan

Kartu kredit dan pinjaman memberikan ‘keunggulan’ dengan memungkinkan pembelian saat ini dan pembayaran nanti. Namun, ketergantungan pada kartu kredit bisa mengakibatkan terjebak dalam lingkaran utang yang sulit untuk diatasi.

Menumpuk utang yang tidak perlu akan membuat sebagian besar pendapatan terkuras untuk membayar utang-utang tersebut. Ini mengakibatkan uang untuk investasi dan menabung semakin terbatas.

Bunga tinggi pada utang bisa menyulitkan proses pelunasan, menjadikan Anda terjebak dalam siklus utang.

Karena itu, bijaksanalah dalam menggunakan kartu kredit. Membatasi penggunaannya dapat menjaga kondisi finansial dari beban utang yang berlebihan.

Tidak Menyusun Anggaran dan Melacak Pengeluaran

Tanpa anggaran yang terperinci, uang bisa dengan mudah ‘menghilang’, sehingga seringkali kita bertanya-tanya kemana uang tersebut pergi.

Oleh karena itu, menyusun anggaran dan mencatat pengeluaran sangatlah penting.

Langkah ini akan membantu memvisualisasikan pendapatan, pengeluaran, dan aliran uang dengan jelas.

Terdapat berbagai metode dan aplikasi yang bisa membantu mengelola keuangan, mulai dari metode manual dengan pena dan kertas hingga aplikasi keuangan modern. Pilihlah metode yang cocok dengan gaya hidup Anda dan tetap patuhi rencana yang telah dibuat.

Pertumbuhan Gaya Hidup yang Tidak Sebanding

Ketika pendapatan meningkat, godaan untuk meningkatkan gaya hidup pun muncul. Ini biasa disebut sebagai inflasi gaya hidup.

Meskipun menikmati hasil kerja keras adalah hal yang wajar, hidup di atas batas kemampuan keuangan bisa mengakibatkan kesulitan finansial.

Untuk itu, seimbangkanlah gaya hidup dengan kondisi finansial. Perhatikan pengeluaran dan jangan biarkan keinginan menguasai pola belanja. Tetapkan kebiasaan untuk menyisihkan dan berinvestasi, tidak peduli seberapa besar pendapatan Anda. Tindakan ini akan membawa manfaat di masa depan.

Menelantarkan Pengembangan Keterampilan

Kebiasaan terakhir yang dapat membuat Anda terus kesulitan secara finansial adalah mengabaikan upaya meningkatkan pendidikan dan keterampilan.

Di dunia yang terus berubah, belajar secara terus-menerus dan beradaptasi menjadi sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan potensi pendapatan.

Ini tidak selalu berarti pendidikan formal. Berbagai bentuk pembelajaran, seperti kursus online, literatur, dan seminar, dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Selain itu, pertimbangkan untuk mengembangkan keterampilan lunak (soft skills), seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, akuntansi, pemasaran, dan kecerdasan emosional. Saat ini, kemampuan-kemampuan tersebut sangat dicari oleh perusahaan.

Dengan terus mengasah diri dan meningkatkan keterampilan, Anda dapat membuka peluang baru, meningkatkan nilai di pasar kerja, atau bahkan memulai usaha sendiri.

Berinvestasi dalam diri sendiri merupakan langkah penting menuju stabilitas finansial dan kesuksesan jangka panjang.